UNTUK DAERAH LAIN


حزب التحرير

Saturday, September 19, 2009

Penampilan Nyunnah adalah Syiar Islam, Bukan Ciri Teroris!

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan syari’at Islam dengan sempurna dan meliputi segala hal, berlaku untuk semua zaman, semua tempat, dan dalam semua kondisi. Baik dalam bidang aqidah, ibadah, akhlaq sopan santun, cara berpenampilan dan berpakaian, cara bermuamalah antar sesama, dan banyak lagi. Semuanya telah lengkap dan sempurna.
Syari’at Islam ada yang bersifat batin/tidak tampak, ada pula yang bersifat zhahir/tampak. Semuanya merupakan bagian dari syari’at Islam yang harus diamalakan oleh setiap individu muslim. Syi’ar-syi’ar Islam harus dihormati dan dijunjung tinggi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :



َلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ [الحج/32]


Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (Al-Hajj : 32)


Di antara aturan syari’at Islam yang penuh rahmat ini adalah cara berpenampilan. Islam telah memberikan ketentuan bagi kaum mukminin dan mukminah dalam cara berpenampilan dan berpakaian.


Terkait dengan mukminin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إزرة المسلم إلى نصف الساق ولا حرج أو لا جناح فيما بينه وبين الكعبين ما كان أسفل من الكعبين فهو في النار من جر إزاره بطرا لم ينظر
الله إليه
(Batas panjang) pakaian (sarung, gamis, celana) seorang muslim adalah sampai pertengahan betis, dan tidak mengapa jika sampai antara pertengahan betis dengan dua mata kaki. Kain yang (dipanjangkan sampai) berada di bawah mata kaki maka itu di neraka. Barangsiapa yang menjulurkan sarung (melebihi mata kaki) karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya. (HR. Abu Dawud 4093).


Hadits ini menunjukkan bahwa cara berpakaian seorang muslim harus di atas mata kaki, tidak boleh di bawah mata kaki. Ini ketentuan syari’at Islam sekaligus ini merupakan ajaran junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang berani melanggar ketentuan ini dengan sengaja maka dia diancam dengan neraka. Jika melanggar aturan ini karena sombong, maka ancamannya lebih besar lagi.


Seorang muslim yang cinta ajaran Nabinya, cinta agama Islam, tunduk dan patuh kepada perintah Allah ‘Azza wa Jalla, maka pasti dia akan memperhatikan aturan syari’at Islam yang satu ini. Dengan tanpa malu atau gengsi ia akan berpenampilan dengan pakaian (sarung, gamis, celana) di atas mata kaki atau setengah betis.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang berjenggot lebat dan berambut tebal. Ini merupakan teladan dari beliau dalam berpenampilan. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berjenggot. Beliau bersabda :

« قصوا الشوارب وأعفوا اللحى خالفوا المشركين »

Potonglah kumis-kumis (kalian) dan panjangkanlah jenggot-jenggot (kalian), berbedalah kalian dengan penampilan kaum musyrikin. (Muttafaqun ‘alaihi)


Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda :

جزوا الشوارب وأرخوا اللحى خالفوا المجوس »

Pangkaslah kumis-kumis (kalian) dan biarkan panjang jenggot-jenggot (kalian), berbedalah kalian dengan penampilan kaum majusi. (Muttafaqun ‘alaihi)


Hadits di atas menunjukkan kewajiban memanjangkan jenggot sekaligus menunjukkan haram menggunting atau mencukur jenggot. Ini adalah perintah dan larangan langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Demikian juga, Islam sebagai syari’at yang lengkap dan sempurna, pembawa rahmat bagi alam semesta, sangat menghargai dan menjaga kehormatan kaum wanita. Jangan sampai mereka menjadi mangsa pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Di antara bentuk penjagaan Islam terhadap kaum wanita adalah mereka diwajibkan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh aurat mereka, mulai dari rambut, leher, tengkuk, dada, punggung, kaki, dan seluruh anggota tubuh mereka. Perintah ini Allah tegaskan dalam Al-Qur`an pada surat An-Nur : 31 dan surat Al-Ahzab : 59. Sebagai generasi yang taat, tunduk, dan patuh kepada perintah Allah dan Rasul-Nya para istri Nabi dan para shahabiyyah segera melaksanakan perintah tersebut. Islam mempersyarakatkan baju yang dikenakan tersebut harus menutupi seluruh tubuh, lebar, tidak ketat atau transparan, tidak berwarna mencolok atau menarik, dan beberapa kriteria lainnya.



Termasuk yang juga harus ditutup oleh kaum wanita adalah wajah. Ibunda kaum mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu’anha mengatakan :
“Para pengendara (laki-laki) melewati kami, ketika kami (para wanita) berhaji bersama-sama Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Maka ketika mereka (para pengendara laki-laki tersebut) telah dekat, masing-masing kami menurunkan jilbabnya dari kepalanya sampai menutupi wajahnya. Jika mereka telah melewati kami, maka kami membuka wajah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).


Beberapa ketentuan terkait penampilan dan pakaian di atas merupakan ketentuan syari’at Islam dan merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja itu menjadi ciri khas bagi kaum muslimin yang taat menjalankan ajaran syari’at, cinta kepada bimbingan Nabinya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penampilan Islami tersebut merupakan ciri-ciri orang yang bertaqwa, ciri orang yang shalih, ciri orang yang taat dan cinta pada agama Islam.
Penampilan Islami di atas bukan bikinan kelompok/golongan atau bangsa tertentu, bukan pula ciri khas kelompok atau bangsa tertentu, bukan pula sekedar adat kebiasan masyarakat, bangsa, atau kelompok tertentu. Tapi merupakan aturan syariat Islam, merupakan ketentuan yang berasal dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang diajarkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Yang sangat disesalkan adalah justru sebagaian kaum muslimin sendiri menjadi benci terhadap jenggot, gamis, cadar, dll serta ikutan-ikutan menaruh curiga kepada setiap orang yang mengenakannya. Maka suasana ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membenci syariat Islam, untuk kembali menghembuskan isu bahwa jenggot, gamis, cadar, dll bukan bagian dari Islam, itu hanya adat arab badui, atau merupakan ciri-ciri kelompok garis keras. Sungguh keyakinan demikian telah menginjak-injak syari’at Islam, dan disadari maupun tidak merupakan pengingkaran terhadap sebagian ajaran Islam. Yang lebih disesalkan adalah justru stigma negatif di atas juga disuarakan oleh orang-orang yang selama ini dianggap sebagai tokoh Islam, atau cendekiawan muslim. Sungguh komentar-komentar mereka tidak memberikan solusi, tapi malah membuat suasana semakin keruh.


Segala problem yang menimpa kaum muslimin tidak akan tercabut kecuali jika kaum muslimin mau kembali kepada ajaran agama mereka. Tidak akan menjadi baik kondisi umat di akhir zaman ini kecuali dengan sesuatu yang telah menjadikan baik generasi awal Islam, yaitu berpegang kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan prinsip pemahaman yang benar, yaitu metode pemahaman para salafush shalih (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in).






















Thursday, May 7, 2009

Stress Tests Show Big Banks Will Need to Raise Billions More

Some of the nation's largest banks will need to raise billions of dollars in additional capital after results of the government stress tests are released late Thursday.

The tests, which will be made public at 5 pm ET, were designed to gauge whether any of the nation's 19 largest banks would need more capital to survive a deeper recession.

Much of the results already began leaking out on Wednesday. Financial stocks initially rallied after the early results didn't appear to be as bad as investors feared. But the rally lost steam on Thursday even after Fed Chairman Ben Bernanke's comments that the stress tests should restore investor confidence in the banks.

Wells Fargo, Citigroup and Bank of America all need billions more, regulators have told them.

Citigroup will need to raise about $5 billion, according to a government official briefed on the results who spoke to the AP on the condition of anonymity because he was not authorized to discuss the matter. Earlier news reports had put that dollar figure closer to $10 billion.

Regions Financial will also need to raise more money, according to people briefed on the results, as will Bank of America and Wells Fargo.

Bank of America stock rose Wednesday after reports that the Charlotte, N.C.-based company would need to collect $34 billion in additional capital. The New York Times and Wall Street Journal reported the figure.

Wells Fargo needs between $13 billion and $15 billion, according to Times and Journal reports Thursday.

GMAC, the lending arm of beleaguered automaker General Motors, is said to need $11.5 billion.

Morgan Stanley is looking at between a $1 billion and $2 billion shortfall, according to the Times.

In all, the Journal said at least seven of the banks will need a combined $65 billion. The entire group that is deemed to need more capital will require less than $100 billion combined, according to the Times.

Despite being included in the Journal's tally, State Street is not being required to raise more capital after completing its stress test, a person familiar with the matter said Thursday.

The public nature of the assessments and Thursday's planned announcement raised questions among some critics about whether the findings will reflect the banks' actual conditions.

The tests put banks through two scenarios: one that reflected expectations about the current recession and another that envisioned a recession deeper than what analysts predict.

Stress tests have long been a part of the bank regulation system. They help regulators decide how to supervise banks and aid banks in deciding how to limit their risk. But those conversations between banks and regulators normally take place behind closed doors.

In recent weeks, the government's unprecedented decision to publicly release bank-test results has fanned speculation, with analysts predicting the findings and investors staking out trading positions.

Critics are concerned that all the attention could make the tests much less effective.

They say regulators seem so intent on maintaining public confidence in the banks that the results will have to say the banks are basically healthy. Officials have said they will not let any of the 19 institutions fold.

That makes it almost impossible for them to say anything about a bank that would threaten its survival, since a flight by investors could force the government to step in with additional bailout money—something the Treasury Department hopes to avoid.

"There is a real question as to the legitimacy of these results," said Jason O'Donnell, senior analyst at Boenning & Scattergood.

The stress tests are a key part of the Obama administration's plan to stabilize the financial industry. The tests estimated how much value the banks' loans would lose as consumers and businesses faced more trouble repaying loans.

The first test scenario envisioned unemployment reaching 8.8 percent in 2010 and housing prices dropping another 14 percent this year. The second imagined unemployment rising to 10.3 percent next year and homes losing another 22 percent of their value this year.

But economic assumptions have changed since the tests were designed in February.

Unemployment already has surpassed the 8.4 percent the test's first scenario predicts for 2009, which leaves some analysts wondering whether the tests were harsh enough.

The government is asking banks to keep their capital reserve ratios above a certain level so they can continue lending even if the economic picture darkens.

The banks that need more capital will have until June 8 to come up with a plan to raise the additional resources and have the plan approved by their regulators, officials said Wednesday.

Banks will have several options for increasing their capital. Some will be able to close the gap by converting the government's debt into common stock. Others will have six months to attempt to raise money from private investors.

If they cannot do it, the government will provide money from its $700 billion financial system bailout.

Representatives for American Express, JPMorgan Chase, Bank of New York Mellon, Citigroup and Regions Financial would not comment on the tests.

The remaining stress-tested banks are: Goldman Sachs Group, MetLife, PNC Financial Services Group, U.S. Bancorp, SunTrust Banks, Capital One Financial, BB&T, Regions Financial, Fifth Third Bancorp and Keycorp.

ECB Cuts Rate, To Start Assets Purchase: Trichet

The ECB lowered its key refi rate by a quarter percentage point to 1 percent but kept the overnight deposit rate, which is acting as a floor for money markets, at 0.25 percent, narrowing the gap between its policy rates instead of cutting the lowest of these to zero.

"The Euro System ... will purchase euro denominated covered bonds," Trichet told a news conference after its monetary policy decision.

"We expect to engage in a program which would be around 60 billion euros ($79.8 billion)," he said.

"In recognition of the central role played by the banking system in financing the euro area economy we will conduct liquidity providing longer term refinancing operations with a maturity of 12 months. The operations will be conducted at fixed rate tender procedures with full allotment," Trichet added.

He said the current interest rates of the ECB were appropriate.

The euro fell briefly against the dollar after his remarks but rebounded sharply after Trichet said an exit strategy from the policy of buying assets was needed.

Covered bonds — debt instruments secured by a cover pool of mortgage loans or public-sector debt — were considered as one segment of private securities that has been particularly touched by the financial turbulence, and needed boosting, he said.

"Around 60 billion euros is only an order of magnitude, it looks like an appropriate level for what we try to do, help revive this segment," Trichet said, but added: "sterilization, an exit strategy are absolutely essential in our view."

"These decisions have been taken to promote the ongoing decline in money market term rates, to encourage banks to maintain and expand their lending to clients, to help to improve market liquidity in important segments of the private debt security market, and to ease funding conditions for banks and enterprises," he said.

"We will display in our communication of our next meeting all the technicalities that goes with this purchase of covered bonds, which is something that is highly technical."

The decision to purchase assets does not necessarily mean the interest rate has found a floor, he said.

"We have not decided today that the new level of our policy rates was the lowest level, that we could never cross whatever future circumstances would be," Trichet said.

The ECB has cut rates from 4.25 percent since last October. Trichet said the euro zone was showing tentative signs of stabilising at a very low level after a weaker than expected first quarter.

Tokoh Berpengaruh TIME 2009 : Pencitraan Tokoh Pro Barat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masuk dalam 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh versi majalah terkemuka dunia TIME edisi Mei 2009. Pemilihan majalah TIME terbagi dalam sejumlah kategori dan Presiden Yudhoyono masuk dalam kategori Leader and Revolutionaries.

Pro-kontra pun muncul. Pantaskah SBY disebut tokoh berpengaruh ? Jelas ada yang mendukung. Tapi tidak sedikit yang menolak. Dari situs www.hizbut-tahrir.or.id banyak komentar yang kontra. Salah seorang pembaca Rie menyatakan : “Negara teladan yang diakui dunia???” Lha mbok lihat tuh berapa jumlah pengangguran, kemiskinan, jumlah kejahatan dan kriminalitas, premanisme, borok-borok korupsi, aborsi, rebutan zakat sampai mati, caleg stress gila sampai bunuh diri, tawuran kampus dan sekolah, pesta miras shabu, … prestasi hukum sekuler seperti ini yang mau dibanggakan?


Pembaca yang lain melihat penghargaan majalah Time bagian dari politik pencitraan SBY sebagai agen Amerika Serikat. Ajeng berkomentar : Ini adalah promosi jelang pilpres 2009. AS berdiri di belakang TIME, berusaha mengorbitkan “kekasihnya” untuk tetap memimpin rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, dengan hukum kufur ala Amerika, untuk menjamin Indonesia tetap dalam kekuasaan AS. Kita tidak boleh bangga. Justru kita harus khawatir, berarti AS makin canggih usahanya menjajah Indonesia, dengan “pura-pura” memberi penghargaan. Ayo, terus dengungkan Syariah dan Khilafah agar umat tahu, sistem yang baik hanyalah Islam, dan pemimpin yang layak dapat penghargaan hanyalah pemimpin yang menerapkan Syariat Islam. Allahu Akbar !!!


Beberapa tokoh yang dianggap berpengaruh versi TIME 2009 memang dikenal orang dekat Paman Sam. Terdapat nama PM Irak Nouri al-Maliki yang dikenal sebagai pemerintah boneka AS. Al Maliki dikenal mendukung penuh perpanjangan pasukan AS di Irak.


Kepala Staf Angkatan Bersenjata Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani yang dikenal pendukung perang melawan terorisme ala AS juga terpilih. Dalam ulasannya di Majalah TIME, Mullen (Kepala Staf Komando Pasukan Gabungan AS) secara khusus memuji jenderal ini sebagai sahabat Amerika . Jenderal Pakistan ini berjanji kepada AS untuk memerangi pejuang Islam yang dituding Barat sebagai ekstrimis. Jenderal ini juga telah memenuhi janjinya untuk mengirim hampir 2000 pasukan ke perbatasan wilayah laut untuk memerangi al Qaida dan kelompok ekstrim di Bajur dan lembah SWAT.


Beberapa yang dianggap tokoh juga dikenal kebijakannya anti Islam dan pro Israel seperti Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang baru-baru ini melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat sipil di Afghanistan-Pakistan. Ada juga Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, Menteri Luar Negeri AS Hilary Clinton yang menyerukan pemberian otonomi untuk Papua yang jelas merupakan bentuk campurtangan AS untuk memecahbelah Indonesia.


Tokoh ultranasionalis Israel Avigador Lieberman yang sekarang menjadi menteri luar negeri Israel juga terpilih. Tokoh Yahudi garis keras ini dikenal anti Palestina dan mendukung serangan pre-emptive terhadapat Iran. Mitra utama koalis PM Benjamin Netanyahu dikenal dengan kata-katanya (1 April) kepada staf Departemen Luar Negeri (dan dunia): “Jika anda ingin damai, bersiap-siaplah untuk perang”.


Bau-bau mendukung liberalisme juga tampak dari pencantuman Noral al Faiz sebagai menteri perempuan Saudi Arabia yang pertama dalam sejarah . Dalam komentaranya di Time ,secara khusus mantan pejabat politik di era Bush, Cheney memuji sikap Saudi ini sebagai bagian dari reformasi kerajaan Saudi kearah yang lebih liberal.


Walhasil, komentar Megan diwebsite HTI tampaknya penting untuk dicermati menurutnya : semua rentetan sudah jelas tujuannya untuk “pencitraan seorang tokoh yang loyal kepada dunia barat” yang ujung ujungnya nanti bisa dimanfaatkan Barat untuk mengokohkan kekuasaannya di dunia Islam. sebenarnya umat dibohongi dengan pencitraan itu. (Farid Wadjdi)